Minggu, 17 September 2023

Resensi Buku; Bullying Dalam Ingatan

Pengalaman dibully menjadi salah satu peristiwa yang sangat rentan dialami oleh setiap orang. Mereka yang jadi pelaku, kadang tidak sadar bahwa laku yang ditunaikannya itu, merupakan bagian dari tindakan bullying. Meskipun, kadar ketidaksadaran ini, juga bisa digugat-tanyakan.

Sedangkan mereka yang menjadi korban, kadang juga tidak sadar bahwa dirinya telah menjadi korban. Mereka menganggap laku bullying sebagai sikap keakraban. Hal berbeda dialami oleh mereka yang memiliki jiwa sensitif. Tentu saja dampak yang dirasakan lebih dalam membekas, bahkan terbawa sampai usia senja.

Dalam peristiwa bullying, ternyata tidak hanya terdapat dua peran saja: pelaku dan korban. Paresma Elvigro dalam bukunya Secangkir Kopi Bully; Memoar tentang Bullying dan Secuil Tips Inspiratif (2014) menjelaskan ada satu figur lagi, yang perannya menentukan apakah bullying itu sukses terlaksana atau gagal sejak dalam rencana. Figur itu disebut bystander atau partisipan. Figur yang hadir saat peristiwa bullying terjadi. Mereka bisa memilih melerai, tetapi kebanyakan hanya diam dengan dalih emoh mengambil risiko.

Buku ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama berisi ihwal bullying dengan segenap penjelasan teoritisnya. Bagian selanjutnya merupakan cerita personal yang disertai tips untuk mengurangi dampak bullying. Dan bagian pungkasan, agaknya dikhususkan bagi mereka yang posisinya menjadi korban bullying. Mereka diajak untuk bangkit kembali menata langkah gemilang di masa depan.

Kita mesti akui, bullying memang jadi problem yang belum rampung ditunaikan. Kendati demikian, keberadaan buku semacam ini dan setema lainnya, paling tidak bisa memberi gambaran bahwa, bullying itu lebih menyakitkan lukanya dibanding sakit kepala lantas minum obat dan sembuh. Saya rasa begitu.

2 komentar:

Pembelajaran matematika mengatakan...

Betul sekali, bulliying itu lebih menyakitkan luka. Karena pelaku berpikir itu barang candaan saja. Padahal bagi korban sangat menyakitkan hati

Ahmad Sugeng Riady mengatakan...

Sepakat bu