Memasak menjadi bagian budaya purba dalam sejarah manusia. Hanya saja, budaya memasak ini tidak akan muncul jika api tidak ditemukan oleh nenek moyang manusia. Api sendiri ditemukan sekitar 800.000 tahun yang lalu, dan baru digunakan secara masif kira-kira 300.000 tahun lalu.
Api di masa lalu dapat digunakan untuk menghangatkan tubuh kala angin malam, guyuran hujan, atau turunnya salju mengancam kondisi kesehatan manusia. Atau bisa juga dialih-fungsikan sebagai senjata untuk menangkal teror dari makhluk buas. Karena bukan tidak mungkin, manusia yang hidup ribuan tahun silam, juga diposisikan sebagai bahan makanan bagi binatang-binatang lain di hutan.
Kendati begitu, penyelidikan Yuval Noah Harari yang telah terbukukan dengan tajuk Homo Sapiens, memberi pernyataan berbeda ihwal fungsi utama ditemukannya api. Baginya, fungsi utama api adalah untuk memasak.
Katanya di buku, "Makanan-makanan yang tidak bisa dimakan manusia dalam bentuk alaminya-seperti gandum, padi, dan kentang-menjadi unsur pokok dalam makanan kita berkat pemasakan. (karena) Api bukan hanya mengubah sifat kimiawi makanan, melainkan juga sifat-sifat biologisnya." Api ternyata memberi kontribusi budaya memasak, juga kesehatan fisik bagi manusia. Bahan yang bisa dimakan manusia menjadi lebih bervariasi akibat ditemukannya api.
Kita hari ini mungkin tidak bisa membayangkan, jika api gagal ditemukan, makanan apa yang dapat dikunyah mentah berasa lezat di lidah. Sate kambing, telor ceplok, krupuk, ayam panggang, dan seabrek makanan lain yang lazim kita jajaki rasanya bisa ada berkat api. Kendati aroma dan kenikmatan makanan-makanan itu di hari ini, tidak semata hanya karena api. Tetapi juga perlu minyak, rempah-rempah, penyedap rasa, tangan yang memasak, dan siapa yang menemani makan berhadap-hadapan wajah.
Yuval Noah Harari pun mengamati gerak sejarah manusia sejak api ditemukan. Ia merasa kehidupan manusia menjadi relatif lebih mudah. Manusia bisa hidup lebih aman, terang di pekat malam, hangat didinginnya malam, dan menikmati makanan bergizi setiap saat. Dari sini, penemuan api menjadi awal dari kendali manusia atas makhluk lainnya; binatang dan tumbuhan. "..., mereka bisa mengeksploitasi api untuk banyak keperluan", kata Yuval Noah Harari.
Api memang bisa dijadikan alat untuk membakar hutan untuk lahan investasi, membakar rumah atau ruko sebagai ajang balas dendam, dan bahkan bisa dijadikan sebagai bahasa simbol munculnya pertikaian antar manusia. Sebaliknya, api bisa juga diposisikan sebagai simbol semangat membara, pemberi kehidupan sampai disembah bagi manusia di daerah tertentu, serta memberi mereka yang kelaparan melalui masakan yang telah dipanaskan dengan api.
Nah, tinggal eksploitasi seperti apa yang cenderung sedang dan akan diambil manusia hari ini terhadap api?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar