Muhasabah dari Layla Majnun #Part I

Sekali waktu, Majnun kaget. Ia melihat ada anjing dari wilayah pemukiman Layla lewat di depannya. Majnun lantas mengikutinya dengan harapan melalui anjing ini, ia bisa bersua dengan Layla.

Di tengah-tengah perjalanan, anjing ini melewati sekelompok orang yang tengah menunaikan ibadah salat. Kita boleh menduga anjingnya berjalan lewat masjid. Majnun pun berjalan di belakang anjing dengan tatapan fokus. Ia tidak mau kehilangan jejak si anjing yang akan membawanya pada Layla, pujaan hatinya.

Setelah Majnun kembali pulang, sekelompok orang yang salat tadi memarahi Majnun. “Wahai Majnun, tadi kamu melewati kami yang tengah salat. Kok kamu tidak ikut salat? Kamu malah berjalan melewati kami begitu saja?”, tanya salah seorang di antara mereka.

Majnun pun keheranan. Ia merasa mengejar anjing dan tidak memperhatikan ada sekelompok orang yang tengah beribadah salat. Katanya, “Demi Allah, saat kalian sedang salat berjamaah, aku sama sekali egak melihat kalian. Karena hatiku hanya fokus pada anjing dan Layla orang yang aku cintai.”

Majnun menambahkan dengan ungkapan menyindir. “Bila kalian benar-benar cinta pada Allah, sebagaimana aku mencintai Layla, pasti kalian tidak melihat aku. Padahal kalian sedang berbicara dengan Allah, tapi kenapa kalian masih bisa memperhatikan diriku. Aku saja yang mengejar anjing kepunyaan Layla, sama sekali tidak melihat kalian.”

Cerita ini mengingatkan kita yang masih awam. Saat kesibukan merayap padat, kita kerap luput tidak mengingat nama-Nya. Hanya saja kala beribadah salat ditunaikan, bahkan sejak takbiratul ihram dikumandangkan, sekian tumpukan pekerjaan yang belum diselesaikan satu per satu muncul dalam ingatan kita.

Wallahula’lam