Novel memang jadi jenis genre yang banyak diminati para pembaca. Setidaknya ini terbukti dari sekian buku bergenre novel yang menyabet puluhan penghargaan dibandingkan genre-genre lainnya. Novel mendominasi literasi di negeri ini.
Hal yang sama juga dialami Setyaningsih dan Widyanuari Eko Putra. Keduanya tanpa sadar, menempatkan novel sebagai buku yang paling banyak terbaca dan dikoleksi. Mereka lamat-lamat juga meresensinya lantas mengirim ke berbagai media. Beberapa resensi ada yang menemui pembacanya, beberapanya lagi menunggu buaian untuk jadi wadah pemuatan.
Bandung Mawardia memberi pengantar yang memang agak ngece. Katanya: "Novel-novel terus saja dikumpulkan dan dikhatamkan. Kemubadziran itu minta penundaan dari kepunahan. Resensi pilihan pun terbit di buku, memiliki kemungkinan beda derajat dari semula tampil di koran, majalah, dan situs. Di buku, wajah agak berubah." Ya, resensi itu terbukukan dengan tajuk Kaum Novel (2019).
Di sini kita diberitahu bahwa produk resensi buku itu punya 3 tahapan. Pertama membaca, selanjutnya berupaya mengkhatamkannya, dan terakhir menulis disertai kritik sesuai konteks karya tersebut diterbitkan.
Buku ini tidak terbilang tebal. Pun membacanya tidak mesti urut. Kita boleh memulainya dari halaman mana pun. Selainnya, buku ini memberi beberapa contoh tentang bentuk resensi yang sudah jadi dan lolos kurasi, yang itu bisa kita contoh agar produk resensi kita bisa minimal terbilang 'baik' dan 'rapi'. Sekian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar