Rabu, 16 Agustus 2023

Resensi Buku: Membaca Gus Dur, Membaca Keindonesiaan

Mewicarakan KH Abdurrahman Wahid (selanjutnya disebut Gus Dur) sama seperti mewicarakan negeri ini dari banyak sisi: Islam, pesantren, humor, film, sepakbola, politik, hukum, HAM, nasionalisme, konstitusi, demokrasi, kelompok non-muslim, komunitas yang dipinggirkan, termasuk juga unsur kewalian.

Terkait semua hal di atas, buku ini barangkali telah merangkum semuanya. Buku setebal 316-an halaman yang terdiri dari 4 bab ini, masing-masing memiliki garis besar sendiri.

Bab pertama berisi tentang sekian kesan dari orang-orang yang mengenal Gus Dur. Entah bersua sembari duduk bersila bersama, bersua sepintas, atau mengaguminya kendati hanya lewat layar kaca dan berita. Seperti yang dialami Ibu Mukminatin dari Kediri dan sepasang suami-istri yang mengendari motor dari Probolinggo. Mereka bersama sekian jamaah berjejal-sesak demi memberi penghormatan terakhir kepada Gus Dur. Mereka merasa kehilangan pituduh 'opo jare Gus Dur' (hlm. 11-13).

Kemudian bab selanjutnya merupakan bab yang berisi esai paling banyak. Sekian nama mashur dengan ragam kapasitas keilmuannya terpampang. Tapi secara garis besar, semua esai itu memberi kritik kepada Gus Dur, ketika beliau naik menjadi atau turun dari posisi orang pertama di negeri ini.

Sedangkan bab setelahnya, berisi beberapa esai yang mencoba menerjemahkan laku dan bahasa Gus Dur di kancah nasional dan internasional. Kendati demikian, esai-esai itu selesai dengan tetap tanpa jawaban yang terang. Bahasa Gus Dur tetap jadi tanda tanya.

Adapun bab terakhir memuat gerak kerja Gus Dur di PBNU dan PKB. Di kedua organisasi beda orientasi ini, Gus Dur tetap dinilai sebagai figur penting, sentral, dan ucapannya mempengaruhi jalannya organisasi.

Bagi saya, ada pendapat menarik di buku ini yang bermuasal dari Gus Dur. Sederhananya, ketika negeri ini sudah memilih demokrasi, maka tidak boleh ada diskriminasi. Bagi Gus Dur, semua warga negara Indonesia mesti dihargai martabatnya sesuai konstitusi. Sekian.

Tidak ada komentar: